Jumat, 17 Februari 2012

bivak

Bivak dan cara membuatnya

 Hal yang perlu diperhatikan adalah perlindungan terhadap cuaca dingin karena hal ini yang paling sering mengakibatkan kematian para pendaki. Cara mengatasi ancaman terhadap cuaca dingin ini termasuk salah satu dari teknik survival. Bentuk-bentuk perlindungan yang dapat diusahakan adalah : BIVAK
 
Bivak
Bivak disebut juga Selter, tujuan pembuatan bivak adalah sebagai tempat perlindungan yang nyaman untuk melindungi diri kita dari faktor alam dan lingkungan yang ekstrim
 
Macam-macam bivak :
  1. Bivak alam, menggunakan sarana alam seperti kayu dan dedaunan
  2. Bivak buatan, menggunakan peralatan seperti ponco, jas hujan, flysheet dll
Macam bentuk bivak ( untuk hutan-gunung )
  1. Bivak pengawasan / pengintaian
  2. Bivak pertahanan / perlindungan
Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan bivak

Kondisi medan
  1. Tempat harus datar, rata, enak buat tidur
  2. Bukan merupakan jalan hewan, manusia atau air
  3. Jangan di bawah pohon yang sudah tua/lapuk atau di bawah tebing yang labil serta jangan terlalu merusak alam sekitar
  4. Dekat dengan sumber air, bukan sarang nyamuk / serangga juga tanaman busuk karena tempat itu tidak sehat dan kurang aman
  5. Aman dari ancaman hewan atau keganasan alam (banjir, lahar,longsor) antisipasi : buat parit di sekeliling bivak, tebarkan garam, buat api unggun dll

Makanan dalam Survival

Makanan merupakan salah satu faktor penting dalam teknik survival,bagaimana kita mendapatkannya dialam dan yang manakah yang aman dikonsumsi adalah memerlukan pengetahuan tersendiri. Oleh karena itu seorang penggiat alam terbuka harus paling tidak sedikit sedikit mengetahui ilmu Biologi dan Zoologi Praktis…ini akan sangat menolong ketika kondisi tertentu. Salah satu penunjang bagi perlindungan tubuh yang berasal dari dalam tubuh adalah makanan yang dibutuhkan untuk menambah kalori, memberikan tenaga pada otot, and mengganti sel-sel yang rusak.



 

Sumber-sumber makanan :
Makanan dari hewan
  1. Binatang lunak ( ulat kayu, cacing, siput, keong dll )
  2. Serangga
  3. Reptil
  4. Unggas
  5. Binatang bertulang belakang


Makanan dari tumbuhan
Tumbuhan terutama memberikan karbohidrat dan seratnya memperlancar pencernaan.
Ciri umum tumbuhan yang dapat dimakan :
  1. Bagian tumbuhan yang masih muda ( pucuk/tunas)
  2. Tumbuhan yang tidak mengandung getah
  3. Tumbuhan yang tidak berbulu
  4. Tumbuhan yang tidak berbau kurang sedap
  5. Tumbuhan yang dimakan oleh hewan mamalia misal : kera
Langkah-langkah yang diperlukan apabila akan memakan tumbuhan :
  1. Makan tumbuhan yang sudah dikenal
  2. Makan jangan hanya satu jenis tumbuhan saja
  3. Jangan memakan tumbuhan yang buahnya berwarna ungu karena dikhawatirkan mengandung racun alkaloid
Cara memakan buah-buahan yang belum kita kenal adalah dengan mengoleskan sedikit ke tangan tunggu reaksinya, apabila tidak ada rasa aneh (panas, pahit ) berarti cukup aman kemudian ke bibir, lidah dengan prosedur yang sama setelah itu di makan tunggu 30 menit apabila tidak ada reaksi berarti aman.
  1. Sebaiknya masaklah terlebih dahulu bagian tumbuhan yang akan dimakan
  2. Lebih baik jangan memakan jamur karena kebanyakan jamur adalah jenisnya dari yang beracun.
Contoh tumbuhan yang dapat dimakan :
umbi tanahnya : talas, kentang, besusu, paku tanah
bagian batang : umbut muda pisang, sagu, rumput madu,rebung



buah : kelapa, arbei, strawbery hutan, nipah dll




biji : padi, jagung, rumput teki madura
bunga : turi, pisang
daun : rasamala, melinjo, tangkai dan daun begonia ,daun selada air ( arnong )





Tunas/pucuk : cemara

Navigasi


Navigasi adalah penetuan posisi dan arah perjalanan, baik di medan perjalanan atau di peta. Navigasi terdiri atas navigasi darat, sungai, pantai dan laut, namun yang umum digunakan adalah navigasi darat. Navigasi darat adalah ilmu yang mempelajari cara seseorang menentukan suatu tempat dan memberikan bayangan medan, baik keadaan permukaan serta bentang alam dari bumi dengan bantuan minimal peta dan kompas. Pekerjaan navigasi darat di lapangan secara mendasar adalah titik awal perjalanan (intersection dan resection), tanda medan, arah kompas, menaksir jarak, orientasi medan dan resection, perubahan kondisi medan dan mengetahui ketinggian suatu tempat.
 


Alat-alat navigasi terdiri dari:

Kompas
adalah alat untuk menentukan arah mata angin berdasarkan sifat magnetik kutub bumi. Arah mata angin utama yang bisa ditentukan adalah N (north = utara), S (south = selatan), E (east = timur) dan W (west = barat), serta arah mata angin lainnya yaitu NE (north east = timur laut), SE (south east = Tenggara), SW (south west = barat daya) dan NW (north west = barat laut). Jenis kompas yang umum digunakan adalah kompas sylva, kompas orientasi, dan kompas bidik/prisma.

Altimeter
adalah alat untuk menentukan ketinggian suatu tempat berdasarkan perbedaan tekanan udara.

Peta
adalah gambaran sebagian/seluruh permukaan bumi dalam bentuk dua dimensi dengan perbandiangan skala tertentu. Jenis-jenis peta terdiri dari peta teknis, peta topografi dan peta ikhtisat/geografi/wilayah. Bagian-bagian peta antara lain judul, nomor, koordinat, skala, kontur, tahun pembuatan, legenda, dan deklinasi magnetis.

GPS (Global Positioning System)
adalah sistem radio-navigasi global yang terdiri dari beberapa satelit dan stasiun bumi. Fungsinya adalah menentukan lokasi, navigasi (menentukan satu lokasi menuju lokasi lain), tracking (memonitor pergerakan seseorang/benda), membuat peta di seluruh permukaan bumi, dan menetukan waktu yang tepat di tempat manapun.
 
Menentukan arah tanpa alat navigasi
Selain mengguanakan alat-alat navigasi, kita juga dapat menggunakan arah mata angin dengan tanda-tanda alam dan buatan, yaitu:
tanda-tanda alam yaitu matahari, bulan dan rasi bintang
tanda-tanda buatan yaitu masjid, kuburan dan kompas sendiri dari jarum/silet yang bermagnet dan diletakkan di atas permukaan air
flora-fauna:
Tajuk pohon yang lebih lebat biasanya berada di sebelah barat
Lumut-lumutan Parmelia sp. dan Politrichum sp. biasanya hidup lebih baik (lebat) pada bagian barat pohon
tumbuhan pandan hutan biasanya cenderung condong ke arah timur
sarang semut/serangga biasanya terletak di sebelah barat pepohonan
 
Mecegah dan menanggulangi keadaan tersesat
Tersesat adalah hilangnya orientasi, tidak dapat mengetahui posisi yang sebenarnya dan arah yang akan dituju. Hal tersebut biasanya karena berjalan pada malam hari, tidak cukup sering menggunakan peta dan kompas dalam perjalanannya, tidak tahu titik awal pemberangkatan di peta dan melakukan potong kompas. Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mencegah tersesat antara lain:
  • selalu melapor kepada petugas terkait atau orang yang dipercaya mengenai tujuan perjalanan, lamanya dan jumlah anggota yang ikut
  • selalu mengingat keadaan sekitar perjalanan berdasarkan kelima indera yang dimiliki
  • tetaplah berada pada jalur yang telah ada dengan memberi petunjuk pada tiap persimpangan
  • perhatikan obyek yang mencolok seperti mata air, bukit, sungai atau gunung
  • pada saat berjalan sekali-kali tengoklah ke arah belakang, ingatlah jalur tersebut jika dilihat dari arah berlawanan
  • pelajari dengan benar alat-alat navigasi yang dibawa
  • gunakanlah kompas sebelum tersesat
  • belajarlah membaca tanda-tanda alam untuk menentukan arah mata angina
  • jangan pernah percaya secara penuh kepada orang lain termasuk kepada pemimpin.
 Pedoman yang bisa digunakan apabila tersesat adalah S T O P, yaitu:
 
Seating, berhenti dan beristirahat dengan santai, hilangkan kepanikan
Thinking,berpikir secara jernih (logis) dalam situasi yang sedang dihadapi
Observaton, melakukan pengamatan/observasi medan di lokasi sekitar, kemudian tentukan arah dan tanda-tanda alam yang dapat dimanfaatkan atau yang harus dihindari
Planning, buat rencana dan pikirkan konsekuensinya bila anda sudah memutuskan sesuatu yang akan anda lakukan.
 
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menanggulangi keadaan tersesat adalah:
  • membuat tempat berlindung (shelter) dari bahaya atau cuaca buruk
  • tetap tenang, tidak panik, berpikir jernih dan mencoba ingat jalur perjalanan
  • orientasi dapat dipermudah dengan menuju tempat yang tinggi/memanjat pohon
  • gunakan kompas dan peta (alat navigasi) atau indikator alam
  • buat petunjuk untuk mempermudah orang lain mencari keberadaan kita, misalnya dengan tulisan, peluit, asap, sinar atau berteriak
  • tetap bersama-sama dengan kelompok dalam kondisi apapun
  • memanfaatkan situasi dengan menunggu bala bantuan, mencari makanan, mencari air dan lainnya

Air Dalam Survival











Air merupakan prioritas dalam survival. Jika kita kekurangan air bisa mengalami dehidrasi (tubuh kekurangan cairan). kita bisa bertahan hidup sampai 20 hari tanpa makan, tetapi ketahanan manusia tanpa air hanya maksimal sampai 5 hari

Pencarian Air
  • Pada tanah berbatu - Cari mata air pada daerah keras - Dari saluran air pada dinding lembah yang memotong lapisan berpori. - Pada daerah granit cari pinggir bukit berumput paling hijau.
  • Pada tanah gembur - Cari pada daerah lembah atau lereng. Kadang terdapat genangan kecil, air harus disterilkan.
  • Di pegunungan - Digali bekas aliran sungai pada kelokan sebelah luar - Pada hutan lumut, ambil lumut lalu peras.
  • Dari tumbuh-tumbuhan - Tumbuhan beruas-ruas; rotan dan keluarganya. Tumbuhan merambat; lumut dan keluarganya. Tumbuhan khusus; kantong semar
  • Menampung embun.
  • Tidak berwarna, berbau dan berasa misal : air mata air, danau, hujan, sungai
  • Jejak binatang menyusui dapat menunjukkan lokasi mata air.

 air di celah batu

  genangan air di tanah

 genangan air dibekas jejak

 air di lumut yang
menempel di pohon

 air pada batang akar

air/embun di atas daun


Penjernihan Air
Supaya air menjadi “palatable water” tahap-tahapnya :
  • Sedimentasi; yaitu air didiamkan sampai kotoran mengendap sendiri atau dicampur AlOH.
  • Koagulasi; yaitu pengendapan melalui zat kimia. Untuk bahan alkali sama dengan FCl2, NH4. non alkali sama dengan Na2SO4.
  • Filtrasi; yaitu untuk menjernihkan air dengan pasir atau saringan diatomis.
  • Sterilisasi; yaitu untuk membunuh organisme penyebab penyakit, cara : - Delapan tetes yodium tinetur 2,5%/liter air selama 10 menit. - KMnO4 (kalium permanganate). - Tablet halozone (untuk penjernih air). -Dicampur serbuk biji kelor 200mg/liter lalu diendapkan selama ½ jam.
  • Untuk penghilang bau, warna, racun, adalah dengan karbon aktif seperti : norit, aqua nuchar, hidro darco.
Sumber Air
Air yang tidak perlu dimurnikan/palatable water :
  •  Air bron/mata air
  • Air sumur, waduk, sungai, telaga, air hujan, mata air
Air dari tanaman :
  • kelapa, kaktus dipotong diperas
  • Liana/rotan dengan memotong dekat tanah ditampung
  • palmae diambil niranya
  • ruas bambu, bonggol pisang, lumut
  • Air tampungan dari embun
Air yang dimurnikan
  • Air berlumpur
  • Air yang tidak memenuhi syarat fisik

Pedoman Survival


Bersikap tenang dan berfikiran jernih menjadi perioritas utama dalam menghadapi kondisi dimana kita harus melakukan survival. Dalam kondisi ini seseorang atau kelompok harus berupaya dan mampu menerima tekanan psikologis secara mental dan fisik terlebih berpacu dalam ruang dan waktu yang terbatas dengan dua pilihan “ hidup atau mati ”. STOP menjadi pedoman umum ke-pecinta alam-an, dan mempunyai makna :

S = Stop, berhenti dan beristirahat
T = Thinking, berfikir dan menyadari masalah yang dihadapi
O = Observe, mengamati keadaan lingkungan
P = Planning, membuat rencana mengenai tindakan yang akan dilakukan.


Stop, dengan kita menyadari bahwa kita dalam kondisi tersesat maka berhenti adalah langkah terbaik untuk kita beristirahat memulihkan segalanya baik fisik maupun mental kita dengan meng-efisiensi-kan tenaga, pikiran, persediaan makanan dan sumber tenaga lainnya seperti baterai, dan bahan bakar untuk mempersiapkan langkah selanjutnya

Thinking, harus tetap selalu berfikir dan menyadari bahwa halnya kita dalam posisi yang harus siap menerima segala rintangan yang dapat membahayakan diri kita kapan dan dimanapun dapat terjadi. Dengan kita selalu berfikir dan tak lepas dari doa dapat mengasah keyakinan kita untuk bertahan hidup dan menumbuhkan rasa optimisme.

Observe, penting dilakukan untuk mengamati lingkungan kita berada dimana kita harus memposisikan diri dengan analisa logika serta memperhatikan dan mencermati segala apa yang ada disekeliling kita dan me-review kembali bagaimana kita berada sekarang untuk apa yang akan kita lakukan langkah selanjutnya.

Planning, penyusunan rencana harus dilakukan dengan matang terkait tiga pedoman diatas. Dengan kita menyusun rencana, kita akan selalu dapat mengkaji lebih dalam kapan dan dimana serta bagaimana semestinya tindakan yang akan kita ambil.

Teknik Survival


Orang-orang yang senang berpetualang, baik di gunung,hutan atau rimba atau tempat-tempat lain harus selalu sadar akan resiko yang ada pada kegiatan tersebut. Pengetahuan dan pemahaman akan resiko yang mungkin didapat merupakan suatu faktor yang esensial dalam persiapan dan pelaksanaan kegiatan di alam terbuka.




...tekad dan semangat untuk terus hidup, kemampuan teknis dan peralatan penunjang adalah kunci keberhasilan sebuah survival ingat survival bukan bagaimana bisa makan tetapi bagaimana bisa hidup...

 Secara umum, sumber bahaya dapat berasal dari :

 
Diri kita sendiri (Subjective Danger) dapat kita kontrol.  Misal : keteledoran, kurangnya persiapan, pengetahuan yang minimal dll.

 
Bahaya dari luar diri kita (Objective Danger). Misal : gempa bumi, badai, banjir, binatang buas dll.

 
Bahaya di atas ada yang merupakan bahaya bagi orang tertentu tetapi sebaliknya menjadi hal yang menyenangkan bagi orang lain, tentunya bagi yang telah menguasai teknik-teknik hidup di alam bebas.

 
Survival Sendiri Berasal Dari Kata Survive Yang Dapat Diartikan Sebagai Upaya Untuk Mempertahankan Hidup
 
Pentingnya mempertahankan hidup (survival) berkaitan dengan munculnya kondisi kritis . Yang dapat dipertanyakan di sini : Apa yang menyebabkan kondisi kritis itu muncul atau dengan perkataan lain, aspek apa yang akan kita hadapi dalam situasi survival ? secara umum, aspek-aspek ini dapat dikelompokkan menjadi 3 golongan, yaitu

 
1. Psikologis : panik, takut, cemas, kesepian, bingung, tertekan dll
2. Fisiologis : sakit, lapar, haus,luka, lelah dll
3. Lingkungan : panas, dingin, kering, hujan, angin,vegetasi, fauna dll

 
ketiga aspek tersebut akan saling mempengaruhi.

 
Modal Dasar Dalam Menghadapi Survival

Semangat untuk mempertahankan hidup
Seringkali malahan ada orang awam ke alam terbuka menghadapi bahaya pada kondisi yang parah, tetapi karena keinginan untuk tetap hidup tinggi seolah-olah dia mendapat kekuatan yang berlebih untuk mengatasi keadaan tersebut.

 
Kesiapan diri
Artinya di sini adalah orang yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang dapat mengantisipasi bahaya-bahaya survival.

 
Alat pendukung
Peralatan yang dipunyai pada saat survival akan mempengaruhi keberhasilan dan cara survival. Pada saat survival kapak akan lebih berguna daripada kartu ATM.

 
Usaha Untuk Terlepas Dari Kondisi Survival
Untuk menambah tenaga dan mempertahankan kondisi tubuh serta usaha untuk terlepas dari kondisi survival, ada lima kebutuhan yang harus diusahakan, yaitu :

 Perlindungan terhadap ancaman
  • Perlindungan terhadap cuaca dan faktor-faktor medan buat bivak
  • Perlindungan terhadap gangguan binatang api unggun
  • Perlindungan terhadap makanan/minuman beracun/berbahaya pengetahuan botani dan zoologi praktis
  • Perlindungan yang berasal dari tubuh kita sendiri kenalilah diri sendiri
  • Perlindungan terhadap penyakit dan cedera obat-obatan dan P3K
Hal yang perlu diperhatikan adalah perlindungan terhadap cuaca dingin karena hal ini yang paling sering mengakibatkan kematian para pendaki. Cara mengatasi ancaman terhadap cuaca dingin ini termasuk salah satu dari teknik survival. Bentuk-bentuk perlindungan yang dapat diusahakan adalah :

 
Bivak

 
Tujuan pembuatan bivak adalah sebagai tempat perlindungan yang nyaman untuk melindungi diri kita dari faktor alam dan lingkungan yang ekstrim

 
Macam-macam bivak :
  • Bivak alam, menggunakan sarana alam seperti kayu dan dedaunan
  • Bivak buatan, menggunakan peralatan seperti ponco, jas hujan, flysheet dll
  • Bivak pengawasan / pengintaian
  • Bivak pertahanan / perlindungan
 Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan bivak

 
Kondisi medan
  • Tempat harus datar / rata / enak buat tidur
  • Bukan merupakan jalan hewan,manusia atau air
  • Jangan di bawah pohon yang sudah tua/lapuk atau di bawah tebing yang labil serta jangan terlalu merusak alam sekitar
  • Dekat dengan sumber air, bukan sarang nyamuk / serangga juga tanaman busuk karena tempat itu tidak sehat dan kurang aman
  • Aman dari ancaman hewan atau keganasan alam (banjir, lahar,longsor)
  • Antisipasi : buat parit di sekeliling bivak, tebarkan garam, buat api unggun dll
 
Fasilitas alam yang menunjang di sekeliling kita dan bahan yang kita bawa :
Pakaian, Usahakan ada pakaian khusus untuk pergerakan dan ada pakaian khusus untuk tidur.

Makanan, Salah satu penunjang bagi perlindungan tubuh yang berasal dari dalam tubuh adalah makanan yang dibutuhkan untuk menambah kalori, memberikan tenaga pada otot, and mengganti sel-sel yang rusak. Sumber-sumber makanan :

 
Makanan dari hewan
binatang lunak ( cacing, siput, keong dll )

Serangga

Reptil

Unggas

Binatang bertulang belakang

 
Makanan dari tumbuhan
Tumbuhan terutama memberikan karbohidrat dan seratnya memperlancar pencernaan.

 
Ciri umum tumbuhan yang dapat dimakan :
  • Bagian tumbuhan yang masih muda ( pucuk/tunas)
  • Tumbuhan yang tidak mengandung getah
  • Tumbuhan yang tidak berbulu
  • Tumbuhan yang tidak berbau kurang sedap
  • Tumbuhan yang dimakan oleh hewan mamalia misal : kera
Langkah-langkah yang diperlukan apabila akan memakan tumbuhan :
  • Makan tumbuhan yang sudah dikenal
  • Makan jangan hanya satu jenis tumbuhan saja
  • Jangan memakan tumbuhan yang buahnya berwarna ungu karena dikhawatirkan mengandung racun alkaloid
  • Cara memakan buah-buahan yang belum kita kenal adalah dengan mengoleskan sedikit ke tangan tunggu reaksinya, apabila tidak ada rasa aneh (panas, pahit ) berarti cukup aman kemudian ke bibir, lidah dengan prosedur yang sama setelah itu di makan tunggu 30 menit apabila tidak ada reaksi berarti aman.
  • Sebaiknya masaklah terlebih dahulu bagian tumbuhan yang akan dimakan
  • Lebih baik jangan memakan jamur karena kebanyakan jamur adalah jenisnya dari yang beracun.
 Contoh tumbuhan yang dapat dimakan :
  • Umbi tanahnya : talas, kentang, besusu, paku tanah
  • Bagian batang : umbut muda pisang, sagu, rumput madu
  • Buah : kelapa, arbei, strawbery hutan, nipah dll
  • Biji : padi, jagung, rumput teki madura
  • Bunga : turi, pisang
  • Daun : rasamala, melinjo, tangkai begonia
  • Tunas/pucuk : cemara
Api

 Selain menghangatkan tubuh, yang paling penting adalah untuk meningkatkan semangat psikologis. Fungsi yang lain : penerangan, memasak makanan/minuman, membuat tanda-tanda/kode, mengusir binatang liar

 
Air

Air merupakan prioritas dalam survival. Jika kita kekurangan air bisa mengalami dehidrasi (tubuh kekurangan cairan).
 

Klasifikasi air dalam survival :

 
Tidak berwarna,berbau dan berasa misal : air mata air, danau, hujan, sungai
  • Tumbuhan yang mengandung air dan tidak beracun
  • Tumbuhan beruas-ruas : rotan dan keluarganya
  • Tumbuhan merambat : lumut and keluarganya
  • Tumbuhan khusus : kantong semar
Air tercemar tapi dengan proses sederhana dapat diminum : air tergenang, air lumpur

Air tercemar tapi dengan proses yang rumit dapat diminum : air belerang, air rawa

Jejak binatang menyusui dapat menunjukkan lokasi mata air.

 
Petunjuk penting mengenai penggunaan air oleh Survivor :
  • Untuk mengatasi rasa haus yang berlebihan dapat dijaga dan diusahakan agar mulut tetap lembab dan basah dengan cara menelan air liur, menghisap ujung kerah baju.
  • Dalam mengatur makanan disesuaikan dengan persediaan air yang ada.
  • Jangan minum alkohol sebagai penahan haus ini akan sangat berbahaya
  • Meminum air seni merupakan tindakan yang salah.
  • Jangan merokok karena mengakibatkan keringnya tenggorokan dan kehausan
  • Peralatan pendukung dan usaha berkomunikasi dengan pihak lain. Misal senjata tajam, alat pembuat api dll

Tanda-tanda/kode :
  • Suara : peluit, teriakan
  • Cahaya, api dan asap
  • Kain dan bendera dengan warna kontras dengan lingkungannya
Saran cara memasak bahan survival :
  • Sayuran / dedaunan di rebus
  • Umbi-umbian di bakar
  • Daging binatang di panggang
  • Buah berair di rebus
  • Buah berkulit tebal di bakar / di panggang
  • Biji-bijian di bakar
 Akar-akaran di bakar/di panggang

 Ikan kecil di bakar / di panggang Ikan besar di rebus dipotong kecil, lalu di bakar / di panggang

 
Pengambilan keputusan

 
Satu hal lagi yang juga turut menentukan lamanya kita mengalami survival adalah tindakan yang kita lakukan

 
Apakah kita akan menetap (survival statis ) ?

Atau bergerak mencari jalan keluar (survival dinamis) ?

 

Masing-masing mempunyai keuntungan tersendiri . Jika ingin keluar tentunya kita membutuhkan peta dan kompas atau setidaknya pemahaman tentang daerah tersebut.Keberhasilan dalam pengambilan keputusan dalam survival tergantung pada pengalaman dan latar belakang orang yang mengalami survival.

Apa Survival Itu ?


Survival berasal dari kata Survive, yang artinya bertahan hidup. Sedang survival sendiri adalah suatu kondisi yang tidak menentu yang dihadapi oleh seorang atau sekelompok orang pada suatu daerah yang asing dan terisolir bagi orang/kelompok yang sedang mengalaminya. Keadaan tidak menentu (survival) ini bisa terjadi pada setiap orang yang tengah melakukan perjalanan, petualangan atau penjelajahan di alam bebas.

Pengetahuan dan tehnik survival harusnya difahami oleh setiap orang, khususnya para penggiat alam bebas/terbuka, hingga apabila suatu saat ia mengalami kondisi ini, paling tidak ia telah mempunyai gambaran serta tindakan apa saja yang harus dilakukannya.

Berhasil tidaknya seseorang atau sekelompok orang keluar dari kondisi survival ini, tergantung dari kesiapan mental dan fisiknya.

Bagi penggiat alam bebas terbuka huruf - huruf dalam kata survival dijabarkan sebagai berikut :

S : Size Up the Situation
Kita harus menyadari bahwa kita berada dalam keadaan yang tidak menentu.
U : Undue Haste Make Waste
Kita harus memikirkan tindakan demi tindakan yang akan kita lakukan, karena tindakan yang terburu-buru cenderung sia-sia
R : Remember Where You Are
Semakin kita mengenali daerah tersebut, kemungkinan keluar dari kondisi ini akan lebih terbuka
V : Vanquish Fear and Panic
Kita harus bisa menguasai rasa takut dan panik, karena itu akan membuat mental kita cepat labil
I : Improvises
Kita harus bisa berimprovisasi, seperti ponco/flysheet dapat dijadikan bivak untuk berlindung, sebuah pembuka kaleng kornet dapat dijadikan mata kail
V : Value Living
Inilah yang terpenting, kita harus terus menumbuhkan dan menjaga semangat "Harus Hidup dan "Harus Hidup"
A : Act Like The Native
Mencoba memahami perilaku dan kebutuhan penduduk sekitar, apabila ada penduduk yang mengambil tumbuhan atau kayu di hutan, kemungkinan bertemu akan ada.
L : Learn The Basic Skill
Belajar dan melatih pengetahuan dan tehnik survival, akan membuat kita lebih siap bila kita menghadapi kondisi survival ini.

Survival Individu

Berada pada keadaan survive seorang diri, selain menghadapi masalah tehnis juga akan mengalami masalah kejiwaan. Sendiri dalam kondisi survival akan mengundang rasa kesepian, bosan, takut ataupun panik. Kesepian dan bosan dalam kondisi ini seorang diri adalah masalah besar yang harus dapat diatasi ataupun dihindarkan, karena hal tersebut dapat menimbulkan rasa tertekan yang bisa menghilangkan semangat dan keinginan hidup saat survival.

Secara Psikologis mencegah kesepian dan kebosanan sama seperti menanggulangi rasa takut dan panik. Jaga pikiran kita dengan mengerjakan sesuatu yang akan berguna bagi kondisi survival ini, tapi tetap menjaga dan memlihara emosi, kesadaran dan fisik kita.

Survival Kelompok

Berkelompok dalam keadaan survival lebih banyak keuntungannya dari pada survival perorangan, karena pada survival perorangan seluruh bahaya akan dihadapi seorang diri. Dengan berkelompok akan tersedia banyak tenaga untuk melakukan pekerjaan dan adanya komunikasi serta saling menjaga.

Walaupun dalam berkelompok banyak hal yang dapat dilakukan untuk kepentingan bersama tetapi banyak hal juga yang dapat merugikan kepentingan bersama. Menyamakan persepsi, tujuan, prioritas pekerjaan adalah hal yang tak mudah, akan banyak waktu pula yang akan terbuang.

Untuk menjaga agar kebersamaan tetap terkontrol pada keadaan survival kelompok, seluruh anggota harus segera memilih seorang pemimpin. Dimana seorang yang dipilih mempunyai beberapa kretaria yang berhubungan dengan pengetahuan dan tehnik survival.

Dengan mengakui salah seorang dari anggota untuk dijadikan pemimpin sudah dapat menyelesaikan satu masalah dalam kebersamaan.

Penanganan gigitan Ular



Penanganan gigitan ular segera lakukan tahapan penanganan sbb :

Satu
JANGAN PANIK !

Dua
Amankan posisi penolong dan korban
Terutama dari bahaya lain seperti gigitan ular itu “lagi”, lokasi yang curam, dll. Jika diri sendiri yang tergigit, ambil posisi yang aman, jauhi ular.

Tiga
Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastisdi atas luka gigitan untuk menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung

Empat
Tenangkan korban, jangan banyak melakukan aktifitas/gerakan yang menguras tenaga dan mempercepat detak jantung

Lima
Kenali ular yang menggigit (LANGKAH VITAL dan PENTING !)
Jika dapat mengenali ular, sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya terhadap manusia.
Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi ! ….dan yang utama…..
  1. Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata, berarti berbisa tinggi
  2. Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak berbisa
  3. Jika tidak dapat mengenali jenis ular, anggap bahwa itu ular yang berbisa tinggi dan Selanjutnya, usahakan untuk menghafalkan ciri-ciri ular itu dan jika perlu, bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian medis.
Enam
Lakukan tindakan pertolongan pertama

Penanganan gigitan ular tidak berbisa.
  1. Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal.
  2. Lepaskan pembalut elastis
  3. Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)
  4. Beri obat antiseptik.
  5. Jika perlu, tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar cepat kering
Ingat ! ular tidak perlu dibunuh…………

Penanganan gigitan ular berbisa menengah
Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka, perubahan warna, dan jika kondisi tubuh tidak fit, akan terasa demam panas – dingin sekitar 2 s.d. 7 hari.
  1. Lepaskan pembalut
  2. Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)
  3. Beri antiseptik
  4. Jika perlu, tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar cepat kering
  5. Usahakan korban beristirahat sebentar
  6. Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
  7. Beri vitamin tambahan
Ingat ! ular tidak perlu dibunuh…………
Bila tergigit ular jenis raksasa, ular pyhton
Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek.
  1. Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah pendarahan, lebih baik dalam posisi berbaring
  2. Hentikan Pendarahan ! dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan terbuka atau dapat pula dengan teknik torniquet.
  3. Istirahatkan dan tenangkan korban
  4. Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan pendarahan agar tidak terbuka lagi.
  5. Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
  6. Beri vitamin tambahan
 Ingat !
  1. ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak darah.
  2. saat melepas gigitan dari korban, jangan paksakan dengan menarik kepala ular, tapi mulut harus dibuka ! Perhatikan juga belitan ular.
  3. tidak perlu membunuh ular jenis ini kecuali………………………..
Penanganan gigitan ular berbisa tinggi
Bila tergigit ular yang berbisa tinggi
Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular.
Efek gigitan pada umumnya :
  1. Pembengkakan pada luka, diikuti perubahan warna
  2. Rasa sakit di seluruh persendian tubuh
  3. Mulut terasa kering
  4. Pusing, mata berkunang – kunang
  5. Demam, menggigil
  6. Efek lanjutan akan muntah, lambung dan liver (hati) terasa sakit, pinggang terasa pegal, akibat dari usaha ginjal membersihkan darah.
Penanganan jika tergigit dengan efek di atas:
  1. Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung
  2. Ikat diatas luka sampai berkerut. Setiap 10 menit, kendorkan 1 menit
  3. Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau, cutter, silet (yang disterilkan atau tidak, tergantung situasi). Buat luka pada mulai dari bagian atas, melalui lubang luka akibat taring. INGAT ! irisan luka baru jangan horisontal tetapi vertikal.
  4. Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka baru. korban akan terasa sangat kesakitan, sehingga perlu dilakukan dengan hati-hati tetapi tetap berlanjut. Saat mengurut, ikatan dapat dikendorkan. Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus “snake bite”, alat suntik (tanpa jarum), batang muda pohon pisang, teknik menggunakan tali senar, dll….
  5. tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan menyedot melalui mulut. Karena itu sangat beresiko pada si penolong karena racun dapat mengkontaminasi mulut, gigi, gusi bahkan tertelan hingga lambung dan usus.
  6. Proses itu dilakukan berulang –ulang hingga darah berwarna merah kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna merah segar.
  7. Evakuasi korban. Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan suntikan antivenom yang tepat. Usahakan mendapatkan antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit (haemotoxin atau neurotoxin)
  8. Informasikan pada dokter bila korban elergi terhadap obat tertentu, identifikasi.
  9. Perawatan merupakan hal yang penting. Usahakan untuk selalu berkonsultasi agar luka cepat kering.
INGAT !
Tidak semua efek gigitan berbisa tinggi seperti diatas. Jika yang diserang hanya syaraf, maka tidak terjadi pembangkakan, demam, pusing, muntah dll. Penanganan gigitan ular welang, ular weling, ular laut, ular pudak seruni membutuhkan teknik khusus karena spesifikasi racunnya berbeda.

Tujuh
  1. Jangan beri minuman beralkohol
  2. Korban tetap berusaha untuk sadar
  3. Berikan semua jenis makanan dan minuman yang bergizi
  4. Jangan bergerak berlebihan, istirahat yang cukup
  5. Jika perlu, segera evakuasi ke rumah sakit

Kamis, 16 Februari 2012

Sabtu, 14 Agustus 2010

pramuka Penegak

Pramuka Penegak
Arti penegak Ambalan
Amalan adalah kelompok besar dariPramuka penegak. Kata Ambalan diambil dari nama pahlawan. Dalam Ambalan terdapat oganisasi yang menampung aspirasipenagak yang dinamakan DKA atau dewan Kerja Ambakan. Cara kerja dewan kerja ambalan ini berdasarkan musyawarah untuk mufakat.
Golongan usia pramuka yang masukdalam penegak adlah 16 – 20 tahun. Makna romantisme penegak adalah perjuangan menegakkan Indonesia merdeka yang telah diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Dalam satu Ambalan terdiri dari kelompok kecil dinamakan sangga. Sangga dipimpim oleh seorang pemimpin yang dibanyu oleh wakilnya
berikut sejumlah nama sangga yang di kenal dalam aktivitas pramuka penegak.
A. sangga perintis
makna nama sangga tersebut dilatarbelakangi adanya romantisme perjuangan merintis kemerdekaan Indonesia yang diawali perjuangan organisasi Budi Utomo.
B. sangga penegas
makna nama sangga tersebut dilatarbelakangi adanya penegasan pada pernyatan yang tersurat dalam Sumpah Pemuda.
C. sangga pendobrak
makna nama sangga tersebut dilatarbelakangi adanya pendobrakan untuk mengusir penjajah dari muka bumi pertiwi tercinta ini.
D. sangga pencoba
makna nama sangga tersebut di latarbelakangi adanya agresi Belanda yang mencoba merampas tanah air Indonesia. Namun agresi ini dapat dipatahkan perjuangan bangsa Indonesia
e. sangga pelaksana
makna nama sangga tersebut dilatarbelakangi adanya pembangunan setalah indonesia merdeka penuh lepas dari kolonialisme.

Kode kehormatan Prmuka penegak
didalam Pramuka penegak terdapat janji yang dikenal denagn kode kehormatan yaitu Trisatya dan dasa dharma.

Tri Satya
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh
menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan negara kesatuan repubulik Indonesia dan mengamalkan Pancasiala
menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat
menepati dhasa dharma

Dhasa Dharma Pramuka
Pramuka Itu
1 taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2 Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
3 paturiot yang sopan dan kesatriya
4 patuh dan suka bermusyawarah
5 rela menolong dan tabah
6 rajin trampil dan gembira
7 hemat cermat dan bersahaja
8 disiplin berani dan setia
9 bertanggung jawab dan dapat dipercaya
10 suci dalam pikiran,perkataan dan perbuatan

Tingkatan Pramuka penegak
penegak bantara
syarat masuk ke dalam penegak bantar
1 memenuhi sku penegak bantara
dilantik oleh pembina
penegak laksana
syarat masuk menjadi penegak laksana
memenuhi SKU penegak laksana
dilantik oleh pembinanya

perlu diketahui bahwa seorang sebelum masuk menjadi penegak bantara hendaklah melewati hal berikut
sebagai tamu ambalan
maksud dari tamu ambalan ini dalah mantan penggalang tau pemuda yang baru memasuki masa penegak, jadi dia disambut oleh ambalan sebagai tamu ambalan
masa percobaan
masa percobaan merupakn masa dimna tamu ambalan diwajibkan untuk mengikuti latihan di dalam amblan tersebut
calon penegak
jika aktif minimal 4kali laithan dan dinilai baik maka calon penagak ini diperbolehkan untuk mengisi SKU bantara dan kemudian dilantik oleh pembina.

navigasi

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
PENDAHULUAN Dasar Dasar Navigasi
Navigasi adalah pengetahuan untuk mengetahui keadaan medan yang akan dihadapi, posisi kita di alam bebas dan menentukan arah serta tujuan perjalanan di alam bebas.
Pengetahuan tentang navigasi darat ini meliputi
1. Pembacaan peta
2. Penggunaan kompas
3. Penggunaan tanda-tanda alam yang membantu kita dalam menentukan arah


Pengetahuan tentang navigasi darat ini merupakan bekal yang sangat penting bagi kita untuk bergaul dengan alam bebas dari padang ilalang, gunung hingga rimba belantara. Untuk itu memerlukan alat-alat seperti
1. Peta topografi
2. Penggaris
3. Kompas
4. Konektor
5. Busur derajat
6. Altimeter
7. Pensil

PETA TOPOGRAFI

Peta adalah gambaran dari permukaan bumi yang diperkecil dengan skala tertentu sesuai dengan kebutuhan. Peta digambarkan di atas bidang datar dengan sistem proyeksi tertentu. Peta yang digunakan untuk kegiatan alam bebas adalah Pete Topografi.
Peta topografi adalah suatu representasi di atas bidang datar tentang seluruh atau sebagian permukaan bumi yang terlihat dari atas dare diperkecil dengan perbandingan ukuran tertentu. Peta topografi menggambarkan secara proyeksi dari sebagian fisik bumi, sehingga dengan peta ini bisa diperkirakan bentuk permukaan bumi. Bentuk relief bumi pada peta topografi digambarkan dalam bentuk Garis-Garis Kontur.

Dalam menggunakan peta topografi harus diperhatikan kelengkapan petanya, yaitu:
1. Judul Peta
Adalah identitas yang tergambar pada peta, ditulis nama daerah atau identitas lain yang menonjol.

2. Keterangan Pembuatan
Merupakan informasi mengenai pembuatan dan instansi pembuat. Dicantumkan di bagian kiri bawah dari peta.

3. Nomor Peta (Indeks Peta)
Adalah angka yang menunjukkan nomor peta. Dicantumkan di bagian kanan atas.

4. Pembagian Lembar Peta
Adalah penjelasan nomor-nomor peta lain yang tergambar di sekitar peta yang digunakan, bertujuan untuk memudahkan penggolongan peta bila memerlukan interpretasi suatu daerah yang lebih luas.

5. Sistem Koordinat
Adalah perpotongan antara dua garis sumbu koordinat. Macam koordinat adalah:
a. Koordinat Geografis
Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (BB dan BT), yang berpotongan dengan garis lintang (LU dan LS) atau koordinat yang penyebutannya menggunakan garis lintang dan bujur. Koordinatnya menggunakan derajat, menit dan detik. Misal Co 120° 32' 12" BT 5° 17' 14" LS.
b. Koordinat Grid
Perpotongan antara sumbu absis (x) dengan ordinal (y) pada koordinat grid. Kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak (meter), sebelah selatan ke utara dan barat ke timur dari titik acuan.
c. Koordinat Lokal
Untuk memudahkan membaca koordinat pada peta yang tidak ada gridnya, dapat dibuat garis-garis faring seperti grid pada peta.
Skala bilangan dari sistem koordinat geografis dan grid terletak pada tepi peta.
Kedua sistern koordinat ini adalah sistem yang berlaku secara internasional. Namun dalam pembacaan sering membingungkan, karenanya pembacaan koordinat dibuat sederhana atau tidak dibaca seluruhnya.
Misal: 72100 mE dibaca 21, 9° 9700 mN dibaca 97, dan lain-lain.

6. Skala Peta
Adalah perbandingan jarak di peta dengan jarak horisontal sebenarnya di medan atau lapangan. Rumus jarak datar dipeta dapat di tuliskan

JARAK DI PETA x SKALA = JARAK DI MEDAN

Penulisan skala peta biasanya ditulis dengan angka non garis (grafis).
Misalnya Skala 1:25.000, berarti 1 cm di peta sama dengan 25 m di medan yang sebenarnya.

7. Orientasi Arah Utara
Pada peta topografi terdapat tiga arah utara yang harus diperhatikan sebelum menggunakan peta dan kompas, karena tiga arah utara tersebut tidak berada pada satu garis.

Tiga arah utara tersebut adalah:
a. Utara Sebenarnya (True North/US/TN) diberi simbol * (bintang), yaitu utara yang melalui Kutub Utara di Selatan Bumi.
b. Utara Peta (Grid Nortb/UP/GN) diberi simbol GN, yaitu Utara yang sejajar dengan garis jala vertikal atau sumbu Y. Hanya ada di peta.
e. Utara Magnetis (Magnetic North/UM) diberi simbol T (anak pariah separuh), yaitu Utara yang ditunjukkan oleh jarum kompas. Utara magnetis selalu mengalami perubahan tiap tahunnya (ke Barat atau ke Timur) dikarenakan oleh pengaruh rotasi bumi. Hanya ada di medan.

Karena ketiga arah utara tersebut tidak berada pada satu garis, maka akan terjadi penyimpangan-penyimpangan sudut, antara lain:
a. Penyimpangan sudut antara US - UP balk ke Barat maupun ke Timur, disebut Ikhtilaf Peta (IP) atau Konvergensi Merimion. Yang menjadi patokan adalah Utara Sebenarnya (US).
b. Penyimpangan sudut antara US - UM balk ke Barat maupun ke Timur, disebut Ikhtilaf Magnetis (IM) atau Deklinasi. Yanmg menjadi patokan adalah l Utara sebenarnya ((IS).
c. Penyirnpangan sudut antara UP - UM balk ke Barat maupun ke Timur, disebut Ikhtilaf Utara Peta-Utara Magnetis atau Deviasi. Yang menjadi patokan adalah Utara Pela f71').
Dengan diagram sudut digambarkan

US UP UM

TRUE NORTH MAGNETIS NORTH

8. Garis Kontur atau Garis Ketinggian
Garis kontur adalah gambaran bentuk permukaan bumi pada peta topografi.
Sifat-sifat garis kontur, yaitu'.

a. Garis kontur merupakan kurva tertutup sejajar yang tidak akan memotong satu sama lain dan tidak akan bercabang.
b. Garis kontur yang di dalam selalu lebih tinggi dari yang di luar.
c. Interval kontur selalu merupakan kelipatan yang sama
d. Indek kontur dinyatakan dengan garis tebal.
e. Semakin rapat jarak antara garis kontur, berarti semakin terjal Jika garis kontur bergerigi (seperti sisir) maka kemiringannya hampir atau sama dengan 90°.
f. Pelana (sadel) terletak antara dua garis kontur yang sama tingginya tetapi terpisah satu sama lain. Pelana yang terdapat diantara dua gunung besar dinamakan PASS.

9. Titik Triangulasi
Selain dari garis-garis kontur dapat pula diketahui tinggi suatu tempat dengan pertolongan titik ketinggian, yang dinamakan titik triangulasi Titik Triangulasi adalah suatu titik atau benda yang merupakan pilar atau tonggak yang menyatakan tinggi mutlak suatu tempat dari permukaan laut.

Macam-macam titik triangulasi
a. Titik Primer, I'. 14 , titik ketinggian gol.l, No. 14, tinggi 3120 mdpl. 3120
b. Titik Sekunder, S.45 , titik ketinggian gol.II, No.45, tinggi 2340 rndpl. 2340
c. Titik Tersier, 7: 15 , titik ketinggian gol.III No. 15, tinggi 975 mdpl 975
d. Titik Kuarter, Q.20 , titik ketinggian gol.IV, No.20, tinggi 875 mdpl. 875
e. Titik Antara, TP.23 , titik ketinggian Antara, No.23, tinggi 670 mdpl. 670
f. Titik Kedaster, K.131 , titik ketinggian Kedaster, No.l 31, tg 1202 mdpl. 7202
g. Titik Kedaster Kuarter, K.Q 1212, titik ketinggian Kedaster Kuarter, No. 1212, tinggi 1993 mdpl. 1993

10. Legenda Peta
Adalah informasi tambahan untuk memudahkan interpretasi peta, berupa unsur yang dibuat oleh manusia maupun oleh alam. Legenda peta yang penting
untuk dipahami antara lain:
a. Titik ketinggian
b. Jalan setapak
c. Garis batas wilayah
d. Jalan raya
e. Pemukiman
f. Air
g. Kuburan
h. Dan Lain-Lain


MEMAHAMI PETA TOPOGRAFI

A. MEMBACA GARIS KONTUR

1. Punggungan Gunung
Punggungan gunung merupakan rangkaian garis kontur berbentuk huruf U, dimana Ujung dari huruf U menunjukkan ternpat atau daerah yang lebih pendek dari kontur di atasnya.

2. Lembah atau Sungai
Lembah atau sungai merupakan rangkaian garis kontur yang berbentuk n (huruf V terbalik) dengan Ujung yang tajam.

3. Daerah landai datar dan terjal curam
Daerah datar/landai garis kontumya jarang jarang, sedangkan daerah terjal/curam garis konturnya rapat.

B. MENGHITUNG HARGA INTERVAL KONTUR

Pada peta skala 1 : 50.000 dicantumkan interval konturnya 25 meter. Untuk mencari interval kontur berlaku rumus 1/2000 x skala peta. Tapi rumus ini tidak berlaku untuk semua peta, pada peta GUNUNG MERAPI/1408-244/JICA TOKYO-1977/1:25.000, tertera dalam legenda peta interval konturnya 10 meter sehingga berlaku rumus 1/2500 x skala peta. Jadi untuk penentuan interval kontur belum ada rumus yang baku, namun dapat dicari dengan:
1. Carl dua titik ketinggian yang berbeda atau berdekatan. Misal titik A dan B.

2. Hitung selisih ketinggiannya (antara A dan B).

3. Hitung jumlah kontur antara A dan B.

4. Bagilah selisih ketinggian antara A - B dengan jumlah kontur antara A - B, hasilnya adalah Interval Kontur.

C. UTARA PETA

Setiap kali menghadapi peta topografi, pertama-tama carilah arah utara peta tersebut. Selanjutnya lihat Judul Peta (judul peta selalu berada pada bagian utara, bagian atas dari peta). Atau lihat tulisan nama gunung atau desa di kolom peta, utara peta adalah bagian atas dari tulisan tersebut.

D. MENGENAL TANDA MEDAN

Selain tanda pengenal yang terdapat pada legenda peta, untuk keperluan
orientasi harus juga digunakan bentuk-bentuk bentang alam yang mencolok di lapangan dan mudah dikenal di peta, disebut Tanda Medan. Beberapa tanda medan yang dapat dibaca pada peta sebelum berangkat ke lapangan, yaitu:

1. Lembah antara dua puncak
2. Lembah yang curam
3. Persimpangan jalan atau Ujung desa
4. Perpotongan sungai dengan jalan setapak
5. Percabangan dan kelokan sungai, air terjun, dan lain-lain.

Untuk daerah yang datar dapat digunakan-.
1. Persimpangan jalan
2. Percabangan sungai, jembatan, dan lain-lain.

E. MENGGUNAKAN PETA

Pada perencanaan perjalanan dengan menggunakan peta topografi, sudah
tentu titik awal dan titik akhir akan diplot di peta. Sebelurn berjalan catatlah:

1. Koordinat titik awal (A)
2. Koordinat titik tujuan (B)
3. Sudut peta antara A - B
4. Tanda medan apa saja yang akan dijumpai sepanjang lintasan A - B
5. Berapa panjang lintasan antara A - B dan berapa kira-kira waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan lintasan A -B.


Yang perlu diperhatikan dalam melakukan suatu operasi adalah

1. Kita harus tahu titik awal keberangkatan kita, balk di medan maupun di peta.
2. Gunakan tanda medan yang jelas balk di medan dan di peta.
3. Gunakan kompas untuk melihat arah perjalanan kita, apakah sudah sesuai dengan tanda medan yang kita gunakan sebagai patokan, atau belum
4. Perkirakan berapa jarak lintasan. Misal medan datar 5 krn ditempuh selama 60 menit dan medan mendaki ditempuh selama 10 menit.
5. Lakukan orientasi dan resection, bila keadaannya memungkinkan.
6. Perhatikan dan selalu waspada terhadap adanya perubahan kondisi medan dan perubahan arah perjalanan. Misalnya dari pnggungan curam menjadi punggungan landai, berpindah punggungan, menyeberangi sungai, ujung lembah dan lain-lainnya.
7. Panjang lintasan sebenarnya dapat dibuat dengan cara, pada peta dibuat lintasan dengan jalan membuat garis (skala vertikal dan horisontal) yang disesuaikan dengan skala peta. Gambar garis lintasan tersebut (pada peta) memperlihatkan kemiringan lintasan juga penampang dan bentuk peta. Panjang lintasan diukur dengan mengalikannya dengan skala peta, maka akan didapatkan panjang lintasan sebenarnya.

F. MEMAHAMI CARA PLOTTING DI PETA

Plotting adalah menggambar atau membuat titik, membuat garis dan tandatanda tertentu di peta. Plotting berguna bagi kita dalam membaca peta. Misalnya Tim Bum berada pada koordinat titik A (3986 : 6360) + 1400 m dpl. SMC memerintahkan Tim Buni agar menuju koordinat titik T (4020 : 6268) + 1301 mdpl. Maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah :

a. Plotting koordinat T di peta dengan menggunakan konektor. Pembacaan dimuali dari sumbu X dulu, kemudian sumbu Y, didapat (X:Y).
b. Plotting sudut peta dari A ke T, dengan cara tank garis dari A ke T, kemudian dengan busur derajat/kompas orientasi ukur besar sudut A - T dari titik A ke arah garis AT. Pembacaan sudut menggunakan Sistem Azimuth (0" -360°) searah putaran jarum Jain. Sudut ini berguna untuk mengorientasi arah dari A ke T.
c. Interprestasi peta untuk menentukan lintasan yang efisien dari A menuju T. Interprestasi ini dapat berupa garis lurus ataupun berkelok-kelok mengikuti jalan setapak, sungai ataupun punggungan. Harus dipaharni betul bentuk garis garis kontur.

Plotting lintasan dan memperkirakan waktu tempuhnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu tempuh :

a. Kemiringan lereng + Panjang lintasan
b. Keadaan dan kondisi medan (misal hutan lebat, semak berduri atau gurun pasir).
c. Keadaan cuaca rata-rata.
d. Waktu pelaksanaan (yaitu pagi slang atau malam).
e. Kondisi fisik dan mental serta perlengkapan yang dibawa.

G. MEMBACA KOORDINAT

Cara menyatakan koordinat ada dua cara, yaitu:

1. Cara Koordinat Peta

Menentukan koordinat ini dilakukan diatas peta dan bukan dilapangan. Penunjukkan koordinat ini menggunakan

a. Sistem Enam Angka Misal, koordinat titik A (374;622), titik B (377;461)
b. Cara Delapan Angka Misal, koordinat titik A (3740;6225), titik B (3376;4614)

2. Cara Koordinat Geografis

Untuk Indonesia sebagai patokan perhitungan adalah Jakarta yang dianggap 0 atau 106° 4$' 27,79". Sehingga di wilayah Indonesia awal perhitungan adalah kota Jakarta. Bila di sebelah barat kota Jakarta akan berlaku pengurangan dan sebaliknya. Sebagai patokan letak lintang adalah garis ekuator (sebagai 0). Untuk koordinat geografis yang perlu diperhatikan adalah petunjuk letak peta.

H. SUDUT PETA

Sudut peta dihitung dari utara peta ke arah garis sasaran searah jarum jam.
Sistem pembacaan sudut dipakai Sistem Azimuth (0° - 360°).
Sistem Azimuth adalah sistem yang menggunakan sudut-sudut mendatar yang besarnya dihitung atau diukur sesuai dengan arah jalannya jarum jam dari suatu garis yang tetap (arah utara). Bertujuan untuk menentukan arah-arah di medan atau di peta serta untuk melakukan pengecekan arah perjalanan, karena garis yang membentuk sudut kompas tersebut adalah arah lintasan yang menghubungkan titik awal dan akhir perjalanan.
Sistem penghitungan sudut dibagi menjadi dua, berdasar sudut kompasnya

AZIMUTH : SUDUT KOMPAS

BACK AZIMUTH : Bila sudut kompas > 180° maka sudut kompas dikurangi 180°. Bila sudut kompas <>

I. TEKNIK MEMBACA PETA

Prinsipnya . " Menentukan posisi dari arah perjalanan dengan membaca peta dan menggunakan teknik orientasi dan resection, bila keadaan memungkinkan " Titik Awal : Kita harus tahu titik keberangkatan kita, balk itu di peta maupun di lapangan. Plot titik tersebut di peta dan catat koordinatnya.
Tanda Medan : Gunakan tanda medan yang jelas (punggungan yang menerus, aliran sungai, tebing, dll) sebagai guide line atau pedoman arah perjalanan. Kenali tanda medan tersebut dengan menginterpretasikan peta.
Arah Kompas : Gunakan kompas untuk melihat arah perjalanan kita. Apakah sesuai dengan arah punggungan atau sungai yang kita susuri.
Taksir Jarak : Dalam berjalan, usahakan selalu menaksir jarak dan selalu memperhatikan arah perjalanan. Kita dapat melihat kearah belakang dan melihat jumalah waktu yang kita pergunakan. Jarak dihitung dengan skala peta sehingga kita memperoleh perkiraan jarak di peta. Perlu diingat, bahwa taksiran kita itu tidak pasti.

+10' X 10' untuk peta 1 : 50.000

+ 20' X 20' untuk peta 1 : 100.000

Untuk peta ukuran 20' X 20' disebut juga LBD, sehingga pada 20' pada garis sepanjang khatulistiwa (40.068 km) merupakan paralel terpanjang.
40.068 km: (360° : 20') = 40.068 km: (360° : 1/3) = 40.068 km: (360° X 3) 40.068 km : 1080 = 37,1 km
Jadi 20' pada garis sepanjang khatulistiwa adalah 37,1 km. Jarak 37,1 km kalau digambarkan dalam peta skala 1 : 50.000 akan mempunyai jarak : 37,1 km = 3.710.000 cm. Sehingga dipeta : 3.710.000: 50.000 = 74,2 cm.
Akibatnya I LBD peta 20' x 20' skala 1 : 50.000 di sepanjang khatulistiwa berukuran 74,2 X 74,2 cm. Hal ini tidak praktis dalam pemakaiannya.

Lembar Peta

Dikarenakan LBD tidak praktis pemakaiannya, karena terlalu lebar. Maka tiap LBD dibagi menjadi 4 bagian dengan ukuran masing-masing 10' X 10' atau 37,1 X 37,1 cm. Tiap-tiap bagian itu disebut Lembar Peta atau Sheet, dan diberi huruf A, B, C, D. Jika skala peta tersebut 1 : 50.000, maka peta itu mempunyai ukuran 50.000 X 37,1 = 1.855.000 cm = 18,55 km (1ihat gambar).

 Penomoran Lembar Peta

a. Meridian (garis bujur) yang melalui Jakarta adalah 106° 48' 27,79" BT, dipakai sebagai meridian pokok untuk penornoran peta topografi di Indonesia. Jakarta sebagai grs bujur 0

b. Panjang dari Barat ke Timur = 46° 20', tetapi daerah yang dipetakan adalah mulai dari 12" sebelah barat meridian Jakarta. Daerah yang tidak dipetakan adalah : 106° 48' 27,79" BT - (12° + 46° 20' BT) = 8' 27,79", daerah ini merupakan taut sehingga tidak penting untuk pemetaan darat. Tetapi penomorannya tetap dibuat



Keterangan;
• Daerah pada petak A dituliskan sheet 1/I-A dan titik paling Utara dan paling Barat ada di Pulau Weh.
• Cara pemberian nomor adalah dari Barat ke Timur dengn angka Arab (1, 2, 3, , 139). Dari Utara ke Selatan dengan angka Romawi (I, II, III LI).
• LBD selau mempunyai angka Arab dan Romawi. Contoh : LP No. 47[XLI atau SHEET No.47/XLI.
• Lembar peta selalu diben huruf, dan huruf itu terpisah dari nomor LBDnya dengan garis mendatar. Contoh: LP No. 47/XLI - B.

c. Pada uraian diatas disebutkan bahwa garis bujur 0° Jakarta selalu membagi dua buah LBD. Maka untuk lembar peta lainnya selalu dapta dihitung berapa derajat atau menit letak lembar peta itu dan' bujur 0° Jakarta

Contoh: Lernbar Peta No. 39/XL - A terletak diantara garis 7" dan 70 10' LS serta 0° 40' dan 0° 50' Timur Jakarta. Kita harus selalu menyebutkan Lembar Peta tersebut terletak di Barat atau Timur dan' Jakarta.

d. Pada Lembar Peta skala 1 : 50.000, LBD-nya dibagi menjadi 4 bagian. Tetapi untuk peta skala 1 : 25.000, 1 LBD-nya dibagi menjadi 16 bagian dan diberi huruf a sampai q dengan menghilangkan huruf j

e. Mencari batas Timur dan Selatan suatu.Sheet atau Lembar Peta.

Contoh
• Batas Timur dari bujur 0" Jakarta adalah 47/3 X I = 15" 40' Timur Jakarta atau 15° 40' - 12°= 3° 40' BT Jakarta (batas paling Timur Sheet B).
• Batas Selatan dan 0° Khatulistiwa adalah 47/3 : 1 = 13" 40' atau 13° 40' 6" = 7° 40' LS. Karena terlatak pada Lembar Peta B dalam 1 LBD, maka dikurangi 10'. Sehingga didapat : 7°40' - 10' = 7" 30' LS

f. Mencari nomor Lembar Peta atau Sheet. Batas Timur Jakarta = 15" 40', sedang batas Selatan adalah 7" 30' LS. + Jumlah LBD ke Timur = 15° 40' X 3 X 1 LBD = 47 LBD + Jumlah LBD ke Selatan 13" 40' X 3 x 1 LBD = 41 LBD (XLI)

g. Mencari suatu Posisi/Lokasi Contoh : sebuah pesawat terbang jatuh pada koordinat.- 110° 28'BT dan 7° 30' LS. Cari nomor Lembar Petanya Caranya adalah

• 110° 28' - 94" 40' = 15" 48'
• 15° 48' X 3 = 47t' 24' (batas paling Timur)
• 60 + 7" 30' = 13" 30'
• 130 30' X 3 = 40° 30' (batas paling Selatan)



h. Perhitungan di Koordinat Geografis

CARA I
Luas dari I Sheet peta adalah 10' X 10', seluas 18,55 km X 18,55 km pada peta 1 - 50.000. Sehingga di dapat (10 X 60 - 18,5 5) - 20 = 1,617,
dibulatken menjadi 1,62 (sebagai konstanta). Misal peta yang digunakan peta Sheet No.47/XLI - B
Triangulasi T. 932 terletak pada : 46 mm dari Timur dan 16 mm dari Selatan. 1915
Posisi Sheet 47/XLI - B
1060 48` 27,79" + 30 40' = 110° 28' 27,79"
Dari Timur: 46 mm X 1,62 = 1' l4°52"
1100 28' 27,79" BT - 1' 14,52" = 110° 27' 13,27" BT
(dikurangi karena semakin mendekati ke titik Jakarta).
Dari selatan : 16 mm X 1,62 = 25,92"
7° 30' LS - 25,92" = 7f' 29' 34,08" LS (dikurangi karena semakin mendekati equator).
Sehingga titik Triangulasi T. 932 terletak pada koordinat: 110° 27' 13,27" BT dan 7° 29' 34,08" LS. 1915
Untuk penggunaan peta 1 : 25.000, cara penghitungannya sama, hanya konstantanya diubah menjadi 0,81, yang didapat dari :
{(5 X 60) : 18,55 1 : 20 = 0,808, dibulatkan menjadi 0,81
Luas dari 1 Sheet peta skala 1 : 25.000 adalah 5' X 5'
CARA II
Dari Timur : 46 mm = (46 : 37,1) X 60 = 1 ' 14,39"
110° 28' 27,79" BT - 1' 14,39" = 11 Of' 27' 13,40" BT
Dari Selatan: 16 mm = (16 :37,1) X 60 = 25,87"
7° 30' LS - 25,87" = 7t' 29' 34,13" LS
Sehingga titik Triangulasi T. 932 terletak pada koordinat : I I0'' 27' 13,40" BT dan 7° 29' 34,13" LS. 1915
Pada hasil perhitungan Cara I dan Cara II terdapat selisih 0,13" untuk BT dan 0,05" untuk LS. Hal ini tidak jadi masalah karena masih dalam batas toleransi dan koreksi, yaitu kurang dari 1,00".
Untuk penggunaan peta 5' X 5', 10' X 10' dan 20' X 20' tetap menggunakan pembagi 37,1. Sebaliknya, Jika ada laporan dengan koordinat gralicule, maka cara menentukan lokasinya pada peta adalah (Contoh) "Satu unit SRU menempati sebuah lokasi dengan koordinat 110° 27' 13,27" BT dan 7° 29' 34,08" LS, tentukan lokasi SRU tersebut pada peta Sheet No. 47/XLI - B" JAWAB : Posisi peta 47/XLI -B : 110° 28' 27,79" BT sehingga 110° 27, 13,27" BT 1 10 "27' 13,27 1' 14,52" - 74,52"

74,52" : 1,62 = 46 mm dari timur, dan ukurlah dengan penggaris Batas Selatan : 7°30' sehingga didapat 7030' LS -7029' 34.08" = 25.92" 25,92" : 1,62 = 16 mm dari selatan dan ukurlah dengan penggaris Titik perpotongan kedua garis tersebut adalah lokasi dari SRU yang dimaksud, yaitu 46 mm dari sisi timur dan 16 mm dari sisi selatan berada di sekitar Tnangulasi T.932